Perjuangan Hidup Anak Desa
Assalam'mualaikum Wr. Wb.
Ini adalah adalah sepenggal cerita tentang perjuangan seorang gadis kecil yang tinggal didalam wilayah yang sedang berperang. Suatu hari disuatu kota di Palestina ada seorang anak perempuan kecil yang bernama Aisyah. Aisyah adalah anak perempuan kecil berumur 10 tahun, dan Dia seorang anak perempuan yang cerdas, penghafal Al-Qur'an dan sangat berbakti kepada kedua orangtuanya. Dia tinggal bersama ayah, ibu, dan kedua adiknya yang masih kecil. Orangtua Aisya kecil adalah seorang pedagang sayur disuatu pasar. Aisya kecil menuntut ilmu disuatu Sekolah Dasar Negri di palestina.
Kisah ini dimulai pada saat serangan Negara Israel (Yahudi) ke Negara Palestina beberapa tahun lalu. Seperti biasa Aisyah kecil menjalani aktivitasnya sehari-hari, dari berangkat sekolah sampai membantu orangtuanya berjualan dipasar. Sampai suatu hari pun tiba, serangan bangsa yahudi menghancurkan semuanya, dengan hujan roket dari atas langit Negara Palestina, meluluh lantahkan bangunan yang ada dari sekolah, rumah sakit, pasar, dan gedung-gedung pencakar langit. Keluarga Aisyah kecil dan seluruh warga palestina mulai dilanda ketakutan dan kekurangan kebutuhan pokok. Setiap hari tanpa henti serangan demiserangan, yang diluncurkan Pemerintah Israel ke Palestina, yang diiringi oleh suara sirine ambulance yang membawa mayat-mayat dari korban-korban kekejaman dan penindasan oleh Bangsa Israel. Banyak anak-anak palestina yang kehilangan keceriannya, yang dikarenakan banyak dari keluarganya mati dibunuh oleh tentara Israel.
Aisyah kecil seperti biasa, setiap pagi Dia pergi kesekolah walaupun didalam hati kecilnya merasa takut akan serangan Bangsa Israel. Dan ibunya yang melihat wajah anaknya yang merasa ketakutan, Ia pun bertanya, "Wahai Aisyah anakku tercinta, apakah kau takut". Aisyah tidak berbicara sepatah katapun, dan Ia hanya menganggukan kepalanya sebagai isyarat bahwa Ia takut. Lalu ibunya pun berkata, "Wahai Aisyah anakku tercinta, janganlah engkau takut akan serangan-serangan itu, Insyaalloh Alloh SWT akan menjaga kita selalu". Terlihat senyum kecil diraut wajah Aisyah kecil, yang menandakan rasa takut yang ada dihatinya telah hilang. Ia pun berangkat kesekolah dan tidak lupa berpamitan kepada orangtuanya. Dan ibunya pun berkata " Wahai Aisyah anakku tercinta, ibu dan ayahmu selalu berdo'a untukmu, agar kamu selamat dan menjadi anak yang berguna untuk agamamu dan negara". Aisya hanya tersenyum dan mengucapkan, "Assalam'mualaikum Wr. Wb". Dan ibunyapun menjawab, "Wa'alaikumsalam Wr. Wb". Aisyah kecilpun berangkat dengan gembira.
Aisyah kecilpun pulang dari sekolahnya dan ia melihat dari kejauhan pintu rumahnya terbuka lebar, Ia pun berlari menghampiri rumahnya. INNA LILLAHI WA INNA ILAHI RAJI'UN, INNA LILLAHI WA INNA ILAHI RAJI'UN, INNA LILLAHI WA INNA ILAHI RAJI'UN dia melihat ayah, ibu, dan kedua adiknya terbujur kaku dilantai dengan luka tembak disekujur tubuhnya. dan bercak darah bercecer dilantai. Keluarga Aisyah kecil telah dibunuh oleh tentara-tentara Israel yang masuk ke kota. Aisyah kecilpun menangis dan berdo'a, "Ya Alloh Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, terimalah ayah, ibu, dan kedua adikku disisismu, dan kuatkan aku menghadapi cobaan ini". Aisyah pun pergi menyelamatkan diri, meninggalkan jasat orangtua dan adiknya.
Aisyah yang mersa terpukul akan kematian keluarganya, terus berjalan melintasi kota yang diselimuti suara peluru-peluru yang melesat dari senapan para tentara Israel dan suara sirine dari mobil ambulance yang membawa korban-korban. Aisyah pun berfikir apakah perang dan kekejaman ini akan berakhi? Dan apakah ini kesempatan hidup saya yang terakhir. Aisyah kecil menghampiri tempat berlindung yang lebih kokoh berjalan setapak demi setapak, Aisyah kecil mencoba beranjak namun lagi lagi
dia tersentak dengan lesatan peluru yang bisa membuat kepalanya retak. Aisyah
merasa nafasnya semakin sesak dan semakin sesak. Dan Ia pun bertanya, "Apakah ini akhir dari segalanya? Apakah ini akhir dari hidup saya?
Terlihat di sekelilingnya darah segar yang
mulai mengering darah yang sama ketika
Aisyah kecil menjadi saksi keluarganya terluka,
terambil nyawa, darah keluarga yang
menurut dia tak berdosa. Aisyah kecil mencoba
bertahan dengan gontai berjalan akankah aku seperti itu
atau akankah ada sodara sodaraku datang membantu Aisyah hanya tersedu sambil menahan sakit dari peluru yang bersarang tepat di bahu dan dagu.
Setelah peluru yang terakhir melesat mengenai dada Aisyah, Aisyah pun tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya bisa berdoa, doa yang terucap dengan keluarnya kata, hanya dengan isyarat mata. "Aloh... Alohuakbar wahai Tuhanku Jadikan aku anak palestina yang terakhir, yang menjadi korban kekejaman, dan penindasan dari Bangsa Israel".
Wasalam'mualaikum Wr. Wb.
Inspirasi dari: Lirik lagu Surat Cinta dari Palestina
Wrotten by : Cipta Putara Pratama
0 komentar:
Posting Komentar